Minggu, 22 April 2012

Semburat Galau dalam Cerita


Waktu itu tanggal 20 april 2012, hari jumat tepatnya. Aku bersama ke-2 orang temanku, sebut saja kami ini 3 om om ababil yang akan melakukan perjalanan ke sragen di mana ke-2 orang tuaku tinggal. Sebelum kami melakukan perjalanan, aku mengantar pacarku dahulu ke tempat pemberhentian bus, dia akan pulang kampung ke desanya yaitu Banyusoca. Setelah saya selesai mengantar sang pujaan hati, barulah kami 3 om om ababil melaksanakan perjalanan. Saat itu keadaanku kurang fit, mungkin karena aku terlalu kebanyakan makan angin. Tapi hal tersebut tak menyurutkan niatku untuk pergi ke sragen. Aku mengendarai solmetku bersama si om Darmo. Sedangkan si om Hohok mengendarai belalang tempurnya seorang diri. Belum lama jalan, kita terpisah jarak, kata anak-anak twiter gahol biasa disebut LDR, waktu itu galaunya minta ampun, galau stadium siaga. Aku yang berboncengan dengan om Darmo kehilangan jejaknya om Hohok. Untung waktu itu aku dan om Darmo sudah sering mengikuti kegiatan pramuka. Jadi masalah cari-mencari jejak kami sudah sangat expert di bidangnya. Langsung saja aku dan om Darmo menepi dan turun dari si solmet. Kami berdua pasang penciuman langsung mengendus-endus di jalanan jogja-solo. Anjing aja mpe ngefans sama kita, saking kerennya gaya mengendus kita ala boyband masa kini. Selang beberapa saat kemudian si om Darmo baru teringat akan suatu hal, “kita ini sudah hidup di tahun 2012 kan?” katanya. “iya, bener” sahutku. “Kenapa kita gak pakai alat komunikasi aja? Kayak smartphone gitu?”. “o iya ya” balasku. Langsung saja aku dan si om Darmo mencari handphone di tempat sampah *diendus-endus*. Akhirnya ketemu juga tu handphone. Singkat cerita, akhirnya kita berjumpa kembali sambil menangis haru di pinggir perempatan, kita bertiga berpelukan sambil cipika-cipiki (gak se-alay itu ya pemirsa).

Selasa, 03 April 2012

Tak Populer Bukan Tak Berpeluang

Prodi ilmu perpustakaan merupakan prodi yang kalah populer dibandingkan dengan prodi-prodi lain. Hal tersebut disebabkan dari presepsi yang salah dikalangan masyarakat luas tentang arti dari perpustakaan itu sendiri. Banyak yang beranggapan perpustakaan hanyalah tempat diletakannya banyak buku. Sebenarnya perpustakaan tidaklah hanya sekedar tempat untuk menyimpan buku. Akan tetapi perpustakaan merupakan tempat yang menyediakan sumber informasi yang terpercaya. Di era globalisasi seperti ini yang syarat dengan pertumbuhan informasi yang begitu cepat, bahkan cenderung tidak terkontrol, disinilah peran perpustakaan dan pustakawan sangat dibutuhkan. Seorang pustakawan yang sudah berkompeten dalam pekerjaanya mampu memberikan informasi yang efisien kepada yang membutuhkan. Efisien disini berarti cepat, tepat, dan benar. Jadi tidak sembarang informasi yang akan didapatkan tetapi benar-benar informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk dapat menjadi pustakawan yang berkompeten, tentulah harus melalui pendidikan yang tidak sembarangan. Yaitu melalui prodi ilmu perpustakaan. Dengan kata lain seorang pustakawan dapat disebut dengan pemegang informasi dunia. Tak kalah keren juga kan dengan profesi lainnya yang sudah tertkenal?